Kamis, 29 November 2012

Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Perpustakaan



Kata Pengantar
            Di era globalisasi ini, teknologi informasi  telah merambah pada hampir semua bidang ilmu pengetahuan, tak terkecuali bidang kepustakawanan.  Tujuan tulisan ini adalah agar para pembaca dapat mengerti jenis-jenis dan fungsi teknologi informasi di perpustakaan, ersiapan-persipan yang diperlukan,  serta metode-metode yang dapat dikembangkan dengan adanya teknologi informasi di perpustakaan.  Sasaran tulisan ini adalah untuk calon pustakawan dan pustakawan pada umumnya yang belum mengetahui dengan jelas  penerapan teknologi informasi di perpustakaan. Dengan demikian diharapkan mereka akan siap menerima kemajuan-kemajuan yang akan dating di lembaga di mana mereka bekerja nanti, sehingga tidak aakan muncul dampak psikhologis terhadap diri mereka.





                                                                                    Yogyakarta 26 November 2012



                                                                                   
                                                                                                                       
                                                                                                 (kelompok 3)
                       












Pendahuluan
Pada era globalisasi ini telah banyak terjadi kemajuan-kemajuan teknologi yang dimanfaatkan  masyarakat,  dan yang lebih kelihatan terutama kemajuan di berbagai bidang ilmu. Hal ini disebabkan karena adanya kemajuan-kemajuan teknologi informasi.  Kebanyakan orang menganggap Teknologi informasi sama  dengan teknologi baru. Padahal sebenarnya teknologi informasi (Information Technology ) telah mulai dikenal sejak tahun 1970-an. Hal ini sebenarnya bisa dilihat dari adanya telegram, yang kemudian berkembang  dengan adanya  Facimile (Fax.), dan perkembangan terakhir yaitu adanya E-mail  dan Voice Mail.  Penerapan teknologi informasi saat ini telah terjadi di segala bidang dan dapat kita lihat dan rasakan di rumah-rumah, di kantor,  perdagangan dan keuangan, dan juga di bidang militer. Dalam makalah ini akan dibahas secara khusus penerapan teknologi informasi di bidang  perpustakaan dan pusat-pusat dokumentasi dan informasi.
Beberapa hal yang dibahas dalam makalah ini  adalah pengertian dan cakupan teknologi informasi, penerepan teknologi informasi di perpustakaan, fungsi-fungsi, dan dampak tekonologi  informasi.  Maksud dari tulisan ini adalah agar dapat diketahui oleh para pustakawan dan calon-calon pustakawan konsep dan penerapan teknologi di perpustakaan agar mereka siap menghadapi kemajuan teknologi informasi di dunia yang telah merambah dengan luas di perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.









DAFTAR ISI

Halaman Judul                                                                     Halaman
Kata Pengantar ……...……………………………………………………………………...1
Pendahuluan.………………………………………………………………………………..2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….3
  Gambar Pemanfaatan Komputer untuk Perpustakaan














I.                 Sejarah Perkembangan.

Kemajuan Teknologi Informasi di kantor-kantor di dunia dimulai pada pertengahan abad ke-20, dengan diperkenalkannya telepon otomatis, alat pencatat telegram, telex, mesin ketik elektrik, mesin duplikator, mesin penjumlah, tabulator  dan perangkat pengolahan data.

Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. juga dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah.
Sejarah perkembangan teknologi informasi untuk perpustakaan  dimulai pada  masa pra komputer. Pada waktu itu untuk sarana penulisan dokumen di kantor-kantor  dan khususnya di perpustakaan, masih menggunakan mesin ketik manual, kemudian ada mesin ketik listrik (elektronis), atau yang dikenal dengan mesin ketik IBM. Kemudian mulai ada komputer kira-kira pertengahan abad 19 (untuk negara-negara maju, dan di Indonesia sekitar tahun 70-an) Pada waktu itu komputer digunakan secara Off-Line, artinya tidak dihubungkan dengan sarana telepon, dan digunakan untuk masing-masing bagian. Pada saat itu meskipun sudah ada perangkat-perangkat lunak untuk sistem sirkulasi, pengatalogan, atau pengolahan, tetapi belum dihubungkan dengan suatu sistem yang terpadu. .Kemudian dengan adanya kemajuan teknologi, pengelolaan data di perpustakaan dan pusat dokumentasi dan informasi dapat dilakukan pengelolaan rumah tangga perpustakaan (Library house-keeping ) dengan Automasi Perpustakaan. Kemudian dengan semakain meningkatnya kemajuan teknologi, penggunaan komputer secara off-line dapat diganti dengan on-line dan  disambungkan ke berbagai jaringan di dunia  dengan berbagai Web-Site di dunia. Perpustakaan ada yang dikenal dengan nama Perpustakaan Elektronik dan Perpustakaan Maya (Virtual library ).

II.            Mekanisme Perpustakaan Sebelum Adanya Komputer.

Pada masa prakomputer di perpustakaan masih menggunakan system manual atau manusia itu sendiri, untuk mencari sebuah buku yang ia inginkan manusia harus mencarinya sendiri, untuk mempermudah pencarian buku yang di ingin kan, di buatlah sebuah penanda yang di temple ataupun di gantungkan di setiap bagian rak tempat buku tersebut yang berfungsi sebagai tanda jenis buku agar pembaca menemukan buku yang ia cari lebih mudah dan tidak memakan waktu yang lama.
Sebelum adanya computer di sebuah perpustakaan segala pekerjaan sistematika dan mekanismenya masih secara manual dari sebuah peminjaman buku, pencarian buku, pendataan dan yang lainnya masih mengunakan kertas atau di tulis, untuk menemukan buku yang kita inginkan kita harus bekerja extra dan teliti untuk menemukan buku yang kita cari apa lagi jika perputakaan yang besar namun belum menerapkan system computer, kita harus cermat melihat satu demi satu di antara begitu banyaknya buku dan hal ini memakan waktu yng sangat lama, begitu juga pada data peminjaman buku, sebelum ada computer di perpustakaan seseorang jika ingin meminjam  buku data data buku dan orangg tersebut akan dicatat terlebih dahulu pada sebuah buku catatan dan itu rentang umtuk hilang.
Di dalam sebuah penulisan data data perpustakaan juga sudah ada yang agak modern yaitu dengan menggunakan mesin ketik manual dan juga ada mesin ketik elektronik. Mesin ketik elektronik sudah terbilang lebih modern dari pada mesin ketik manual, walaupun sudah lebih modern namun dalam pemanfaatan nya masih banyak kendala yaitu memerlukan waktu yang lama terlebih lagi jika rusak, suku cadang dari mesin ketik elektronik masih sukar di temukan karena terbatasnya persediaan.


III.        Mekanisme Perpustakaan Sesudah Adanya Komputer.


Ketika computer sudah  mulai memasuki suatu system pekerjaan di perpustakaan banyak hal hal baik ataupun  peningkatan produktifitas  dari suatu perpustakan itu sendiri.
Aplikasi teknologi informasi yang tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem informasi, baik itu perpustakaan maupun pusat-pusat dokumentasi dan informasi, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 4 bidang utama, yaitu :
1.   Library housekeeping  ( Perawatan /pengelolaan  perpustakaan)
2.      Information retrieval  (Temu kembali informasi / Penelusuran Informasi)
3.      General purpose software (Perangkat lunak untuk berbagai macam keperluan)
4.       Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

 Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan,  merupakan istilah umum yang mengacu pada berbagai macam kegiatan rutin yang perlu dilakukan agar supaya perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang terpadu yang terdiri dari beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, sirkulasi, pengaksesan katalog oleh umum atau yang dikenal dengan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.
Konsep integrasi  akhir-akhir ini telah diterapkan secara luas pada sistem housekeping  perpustakaan.  Istilah  Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System)  sering digunakan sebagai indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yang berbasis komputer yang mampu m[i]elakukan tukar menukar informasi dari satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yang berbeda sehingga memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data oleh sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh:: informasi  pengarang / judul akan digunakan bersama oleh modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), dan Informasi pengelolaan. Dari semua modul atau sub sistem ini yang paling penting bagi pemakai adalah sub sistem  OPAC, yang memungkankan pengaksesan Online ke katalog.
Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi ini kemudian dikenal secara luas dengan nama Otomasi Perpustakaan.  Secara umum ada  tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu:
Generasi I       : Otomasi aktivitas-aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi dan pengatalogan ditambah dengan pengendalian sirkulasi.
 Generasi II    :  Pengembangan dan pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III    : Dibangun Local Area Network  dengan kemampuan komputasi dan komunikasi pada stasiun kerja individu.
Pengertian Otomasi Perpustakaan kalau dilihat dari segi etimologi berasal dari  bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata  Automation  di dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan dari suatu proses atau prosedur secara otomatis;          2) Pelaksanaan proses dengan sarana-sarana otomatis  (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi  berdasarkan Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, menggambarkan penerapan mesin-mesin komputer pada penyimpanan, pemrosesan data-data bisnis, teknis, maupun ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan komputer untuk semua kegiatan perpustakaan mulai dari pengadaan, pengolahan, sampai ke layanan sirkulasi.
Information  Retrieval.
Sistem informasi untuk temu kembali informasi secara elektronis pertama kali digunakan untuk pencarian data lokal dilakukan dengan menggunakan katalog. Kemudian dengan adanya kemajuan teknologi informasi  temu kembali informasi atau yang dikenal dengan penelusuran informasi juga mengalami kemajuan, yaitu dengan penggunaan sarana-saran elektronis.
Ada tiga macam sarana dalam Penelusuran informasi atau temu kembali informasi secara elektronis, yaitu :
a)      menggunakan Pangkalan Data Lokal
b)      menggunakan  CD-ROM
c)      menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui  Internet.


General Purpose Software. 
Yang termasuk dalam general purpose software yang dapat digunakan di lembaga-lembaga yang bergerak di bidang dokumentasi dan informasi  adalah :
-        Word Processing             : untuk pengolah teks dan pencetakan.
-        Spreadsheets                   : untuk kalkulasi keuangan
-        Graphics             : untuk presentasi statistik
-        Desktop Publishing         : untuk penerbitan dan percetakan yang profesional
-        Electronic mail    : untuk pendistribusian pesan
. Library networking.
Istilah Library networking   mempunyai cakupan yang luas, tetapi  biasanya meliputi 
a.       Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan informasi antar lembaga-lembaga yang bergerak di bidang informasi yang sama atau relevan, atau Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga informasi (Pusdokinfo) dengan lembaga lainnya  di dalam institusi untuk membentuk LAN (Local Area Network)

b.      Pengkaitan komputer lembaga Pusdokinfo ke komputer lain yang jauh  jaraknya untuk membentuk Wide Area Network  atau yang sering dikenal dapat berhubungan melalui internet.

LAN dan WAN adalah jenis-jenis  jaringan yang digunakan untuk automasi  perpustakaan yang dilihat dari lingkup geografisnya.  LAN adalah suatu jaringan komputer dengan daerah kerja relatif kecil, dalam satu lokal;  dan WAN adalah jaringan komputer yang daerah kerjanya mencakup radius antar kota, antar pulau, dan bahkan antar benua. Sebenarnya masih ada jenis lain, yang disebut Metropolitat Area Network (MAN ), dengan daerah kerja antara 30 sampai 50 km, yang merupakan alternatif pilihan untuk membangun jaringan komputer kantor-kantor dalam satu kota.






Fungsi Teknologi Informasi.

Setelah mengetahui penerapan teknoogi informasi, maka dapat kita ketahui bahwa fungsi utama Teknologi Informasi pada dasarnya adalah :
1.    Mengatur informasi  “Ing-Griyo”(in-house information ) atau informasi yang ada di dalam lembaga informasi tersebut, serta mengusahakannya agar dapat di temu balik.
2.    Meng-akses pangkalan data luar (Ektern),  yaitu pangkalan data dari lembaga-lembaga lain, maupun belahan dunia lain.
3.     
Fungsi-fungsi lainnya, yaitu :
1.    Meringankan beban kerja
2.    Efisien dan menghemat waktu dan tenaga staf
3.    Meningkatkan jasa perpusdokinfo dan fungsi-fungsi baru.
Menbangun jaringan kerja dan kerjasama











IV.        PENGARUH POSIIF KOMPUTERISASI DI PERPUSTAKAAN.


Perkembangan teknologi  dewasa ini juga berdampak positif bagi perkembangan  Perpustakaan di Indonesia .  Perpustakaan sebagai jantung sebuah institusi pendidikan  maupun lembaga penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam menyediakan informasi/ literature  bagi  Para penggunanya.  Untuk itu pustakawan  harus memiliki suatu keterampilan  khusus untuk dapat mengolah semua koleksinya  agar mudah ditemukan kembali bila suatu saat diperlukan.
Pada  awalnya perpustakaan di Indonesia  masih sangat tradisional,  alat bantu pencarian koleksi  buku di rak pada saat itu hanya dengan menggunakan kartu katalog  yang diketik dan dijajarkan di laci-laci katalog. Bila mencari buku, kita menelusurnya dari kartu katalog yang ada (apakah dari katalog pengarangnya maupun dari katalog judul) yang telah disusun berdasarkan abjad.
Dengan perkembangan teknologi khususnya teknologi dalam bidang perpustakaan, saat ini banyak perpustakaan yang sudah mempunyai situs web perpustakaan.  Dari web tersebut, pengguna tidak harus datang lagi  ke perpustakaan  jika membutuhkan informasi.  Penggunapun hanya tinggal mengetikkan nama pengarang/ judul buku yang ia cari dalam OPAC (online Public Catalog) yang ada di website tersebut. Dari OPAC tersebut, biasanya akan diketahui apakah buku yang akan kita pinjam itu masih tersedia di perpustakaan ataukah sedang dipinjam oleh pengguna lainnya.
Menurut Mc Luhan dalam  materi  kuliah “Teknologi sebagai  Determinasi & Ekstensi”   Irwansyah, , “ All technology is communication, an extension of ourselves that allows us to reach further through time and/or space.

Macam-macam Teknologi dalam bidang perpustakaan:

a. Otomasi perpustakaan
            Saat ini sudah banyak perpustakaan yang menggunakan teknologi informasi dengan cara otomasi perpustakaan.  Menurut  Heri Abi Burachman Hakim (2011 : 50), Otomasi perpustakaan adalah pemanfaatan komputer untuk pengelolaan perpustakaan yang menyangkut  pengadaan  bahan pustaka, pengolahan dan pelayanan.
Dengan adanya otomasi perpustakaan, semua pekerjaan  pustakawan akan semakin cepat dan efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan perpustakaan  bagi  Para anggota perpustakaan.
Selain adanya perangkat keras berupa komputer yang dapat membantu pekerjaan menjadi cepat, diperlukan juga perangkat lunak, aplikasi software perpustakaan yang  fungsinya mempermudah kegiatan administrasi perpustakaan.  Administrasi yang dimaksud adalah kegiatan Pemesanan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, peminjaman, pengembalian, penyiangan, manajemen anggota, pencetakan barcode serta pembuatan laporan.

b. Perpustakaan Hibrida berbasis web 2.0
Perpustakaan hibrida berbasis web 2.0 dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dari generasi yang mengakses perpustakaan (Heri Abi  Burachman Hakim, 2010: 1)  Dengan sistem ini, perpustakaan tetap menyediakan koleksi tercetak ataupun konvensional.  Sedangkan bagi  mereka yang sudah memiliki literasi yang tinggi, perpustakaan telah menyediakan koleksi digital yang dapat diakses kapan  saja dan dimana saja melalui URL yang telah dimiliki oleh Perpustakaan tersebut.

c. Perpustakaan dan jejaring sosial (facebook ataupun twitter)
Facebook dan twitter sebagai jejaring sosial memiliki peranan yang penting pula  sebagai sarana promosi Perpustakaan.  Tujuan dari pembuatan facebook/ twitter suatu perpustakaan biasanya tergantung dari institusi/ perpustakaan itu sendiri. Secara umum biasanya, perpustakaan juga ingin turut mendukung program gemar membaca kepada Para pengguna dan masyarakat. Salah satunya adalah dengan mempublikasikan cover  koleksi buku baru maupun kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan.
            Selain itu, facebook  juga dapat digunakan sebagai interaksi antara pustakawan dan pengguna dalam menginformasikan keterlambatan buku yang dipinjam  atau sekedar memberitahukan bahwa buku yang dipesan sudah tersedia di perpustakaan.  Untuk perpustakaan sekolah atau perpustakaan perguruan tinggi hal ini dapat dilakukan karena hal ini bisa dijadikan suatu kewajiban untuk mempunyai account facebook.
Selain hal-hal  diatas, pustakawan juga sangat berperan agar  teknologi yang  digunakan di perpustakaannya benar-benar dapat dirasakan secara maksimal.  Transformasi  dalam diri pustakawan berupa peningkatan  pengetahuan dan  kompetensi . Dalam bahasa Agus M. Ikhram (2009), librarian 2.0 harus memiliki kemauan untuk berbagi, bersahabat, gaul, mahir menulis dan aktif dalam jejaring sosial.




V.             PENGARUH NEGATIF KOMPUTERISASI PADA PEPUSTAKAAN.


Sebenarnya dampak negative nya tidak terlalu terlihat dan sangat sedikit sekali, namun di sini kita mengulas dengan lebih teliti lagi yaitu terdapat beberapa sisi negative pada program komputerisasi pada perpustakaan .
a.                   Pengadaan komputerisasi di sebuah perpustakaan yang terdapat di sekolah maupun institusi masih memerlukan biaya yang mahal oleh karena itu masih agak sulit untuk menyempurnakan program komputerisasi di sekolah sekolah yang masih terbelakang seperti yang di desa desa atau daerah terpencil lainnya, komputerisasi memerlukan biaya tersendiri oleh karena itu pemerintah daerah harus memberikan bantuan operasional terhadap sekolah maupun institusi tersebut agar komputerisasi perpustakaan berjalan secara optimal.

b.                  Di perlukannya tenaga terampil untuk menangani nya, untuk pemasangan maupun pengoperasian computer di sebuah perpustakaan di perlukan keterampilan agar computer yang sudah di terapkan di sebuah perpustakaan bisa beroperasi secara maksimal tidak terbengkalai karena tidak adanya SDM yang bisa menggunakannya


c.                   Dengan di adakannya komputerisasi di sebuah perpustakaan bisa juga mempersempit lahan pekerjaan untuk seseorang yang tidak bisa mengoprasikan computer namun factor ini sangat jarang atau sedikit sekali, mengingat sekarang sudah jaman modern seharusnya semua orang di tuntut untuk bisa menggunakan sebuah perangkat computer.

d.                  Sebuah sekolah ataupun intitusi memerlukan persiapan untuk datangnya peralatan canggih yang di sediakan oleh computer tenaga tenaga  ahli yang di siapkan harus siap untuk dapat mengoprasika computer dengan baik dan benar dan tidak di salah gunakan penggunaannya serta harus melalukan pelatihan agar tercipta kerja yang maksimal


e.                   Ternyadinya sebuah ketergantungan pekerjaan pada computer. Mahasiswa ataupun penjaga perpustakaan akan selalu meminta bantuannya kepada computer dari mencari buku, mencatat buku ataupun yang lainnya akan berkaitan erat dengan computer hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh namun dalam jangka yang lama ketergantungan pada computer itu berdampak sangat negatif.











VI.           Kesimpulan


Teknologi  pada dasarnya dapat berdampak baik dan berdampak buruk, tergantung dari sisi manusia itu sendiri. Selama teknologi itu digunakan untuk hal-hal yang positif dan  inovasi baru maka hasilnya akan positif dan membawa manfaat bagi manusia.
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi di bidang perpustakaan berupaya mendukung  peningkatan budaya baca di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah penggunaan facebook/ twitter dalam mempromosikan perpustakaannya dan koleksi-koleksi baru yang ada maupun untuk berinteraksi dengan Para anggota perpustakaan baik untuk menginformasi keterlambatan buku yang dipinjam dan lain sebagainya.
            Dari kasus diatas, bukan hanya teknologinya saja yang mengalami perubahan tetapi juga pustakawannya agar mampu menggunakan teknologi  dengan baik dan benar untuk kepuasan Para penggunanya. 

VII.    Penutup


Era kemajuan  teknologi informasi, atau era informasi yang sudah masuk ke Indonesia memberikan tawaran kemajuan ;dan peningkatan layanan informasi yang lebih besar.  Terlepas dari dampak positif dan negatifnya yang mungkin dapat timbul, perpustakaan harus menyiapkan SDM  agar perpustakaan dapat menjadi front-liners dalam sci entific discoveries.


Gambar Pemanfaatan Komputer untuk Perpustakaan
Gambar 1.1  seorang penjaga perpustakaan sedang mengunakan computer untuk mencatat barcode buku yang di pinjam oleh siswa
Gambar 1.2 ini adalah contoh perpustakaan modern yang buku” nya dapat di akses melalui internet
Gambar 1.3 ini adalah gambar siswa sedang mengunakan computer di ruang perpustakaan untuk mencari buku yang ia inginkan

VIII.                       Daftar Pustaka


1.         Anonim. 1993. Topik kita : Automasi perpustakaan di Indonesia: antara  kebutuhan dan ikut-ikutan. Majalah ikatan perpustakaan dan informasi, Vol.2(1) Februari/Maret: 3 – 8.
2.         Mambo, Henry L 1993. Managing automation in developing countries: a current view.  Library  Review, Vol. 42(5).
3.         Sasmito, Priyo. 1995. Sistem komputer, Jaringanb kerja komputer, sumber daya manusia dalam automasi perpustakaan. Makalah disampaian dalam Pemasyarakatan standar perencanaan automasi perpustakaan, pada kegiatan Persiapan jaringan kerjasama dengan sistem automasi perpustakaan. Jakarta: Proyek Pembinaan Perpustaklaan Nasional..
4.         Wimbarti, Supra. 1997.  Pengaruh psikis teknologi informasi terhadap sumber daya perpustakaan . Makalah disampaikan pada Seminar nasisional “Pemberdayaan SDM Perpustakaan dalam era internet” Yogyakarta, UPT Perpustakaan Universitas Gadjah Mada.
5.         Zorkozcy, Peter. 1990. Information technology : an introduction. London : Pitman Pushishing.
6.         Sulistyo-Basuki. 1991 Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
7.         Irwansyah,2012. Tehnologi sebagai Determinasi dan Ekstensi (Materi Kuliah) Jakarta: Mercubuana
8.         Hakim, Heri Abi Burachman. 2011. Optimalisasi Senayan sebagai Perangkat Lunak Berbasis Open Source Untuk Perpustakaan Seni. 2011. Jakarta : PNRI         (Majalah Visi Pustaka vol.13 no. 1, April 2011)
9.         Zuntriana, Ari. 2010. Peran Pustakawan di Era Library 2.0.  2010. Jakarta : PNRI (majalah Visi Pustaka Vol. 12 No. 2 Agustus 2010)
10.     Pacey, Arnold. 2000 The Culture of Technology. Cambridge, Massachusetts : the MIT Press Gairola, C. M. (2004). Information and Communications Technology for Development. New Delhi: Elsevier.
11.     S.P.Hariningsih. 2005. Teknologi Informasi. Penerbit Graha Ilmu.
12.     Yuhetty, H. (n.d.). ICT and Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008, from http://www.lib.itb.ac.id/: http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
13.     Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
14.     Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.





Tidak ada komentar: